-->

Aku dikejar Bencong

Assalamualiku Wr. Wb.
Sahabat Sugih, ini catatan lama saya, dicopas dari catatan pribadi pertanggal 20 Oktober 2010.

Malam itu tak berbeda jauh dengan malam-malam sebelumnya. jalanan aga nampak lenggang, dan hanya sedikit saja kendaraan yang hilir mudik melintas di jalanan.  wajar saja, karena rupanya angka pada jam digital di Handphoneku sudah menunjukan angka 22:16 WIB. di tambah lagi, jalanan yang ku lalui hanyalah jalanan yang berada di kawasan pinggiran kota jakarta, tepatnya daerah pondok labu Jakarta Selatan, berbatasan dengan Kota Depok.

Malam itu adalh perjalanku sepulang kuliah dan kebetulan kampusku tak terlalu jauh dari kosan tempatku tinggal, sehingga cukup di tempuh dengan waktu 15 menit saja dengan berjalan kaki. saat itu aku duduk di smester satu dan terdaftar sebagai mahasiswa kelas ekstensi/karyawan jadi bukan hal yang aneh kalo pulang kuliah selarut itu, karena biasanya jam matakuliah baru di mulai pada jam 5 sore.

Sebagai salah satu orang yang mengadu nasib di Ibu kota, mungkin aku termasuk dalam kategori pemula waktu itu, baru 3 bulan berada di jakarta. jadi tak heran kalo watak-watak asli orang kampung masih melekat erat dalam diriku, Norak, Lugu, Pemalu Dll.

Setengah perjalanan menuju kosan telah ku tempuh, waktu itu tepat di trotoar depan pasar pondok labu. butuh kehati-hatian untuk melangkahkan kaki di kawasan ini, selain di karnakan lagi musim hujan, juga gara-gara saluran air di kawasan ini tersendat sampah, mungkin dari aktivitas para penjual di pasar, sehingga luapan air menggenangi terotar di sekitarnya.

Kawasan pasar hampir rampung ku lewati, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara klakson yang sempat membuatku agak sedikit kaget dan di bunyikan secara berulang-ulang, seolah-olah sedang memberikan isyarat. ternyata klakson itu berasal dari sebuah mobil yang berjalan pelan di sampingku, mobil Kijang INOVA berwarna hitam. setelah berjarak beberapa meter di depanku, si sopir rupanya menepikan kendaraannya, setelah langkahku hampir mendekati mobil inova tersebut, si sopir membuka kaca pintu mobilnya dan melongokan kepalanya ke arah luar sambil setengah berteriak memanggilku, Mas, mas... tanpa berpikir panjang akupun menghampirinya, kenapa pak..? dengan bahasa indonesia yang di kombinasikan sedikit logat sunda. si sopir melanjutkan pertanyaannya. mau tanya, kalo rumah sakit puri ci nere ke arah mana ya mas...?. menurut pengamatanku, melihat dari gaya dan penampilannya si sopir ini bukanlah orang biasa. setidaknya dia adalah orang aparat pemerintahan atau paling tidak dia adalah orang angkatan. dari topi yang dia gunakan adalah topi hitam dengan bordiran sebuah jangkar berwarna merah dan di beri tepi garis berwarna putih di bagian depan topi, setauku itu adalah lambang yang biasa di gunkan oleh tentara angkatan laut. belum lagi jaket yang bersandar di bangku sebelah si sopir, jaket loreng-loreng yang sering du gunakan oleh tentara-tentara. setelah mengira-ngira dia adalah seorang angkatan, adrenalinku agak sedikit gugup. rupanya pemangamatnku memkan waktu terlalu lama sampe si sopir mengulang pertanyaannya, mau tanya mas, kalo rumah sakit puri ci nere ke arah mana ya mas...?. untung saja aku tau jawabnnya, Bapak Lurus, nanti di depan kira-kira jarak 500 meter dari sini ada perempatan dan ada pohon besar di situ bapak ambil ke kanan dari situ bapak tinggal lurus teruss, nanti nyampe... rupanya si sopir tak begitu paham dengan arahan yang sudahku jelaskan, dan dia memintaku untuk menemaninya sampe perempatan yang tadi aku maksud. akupun berusaha menolaknya dengan selembut mungkin, dengan alasan sudah larut malam. tappi si sopir rupanya meminta lagi dan terkesan dengan agak sedikit memohon. diapun memberikan sedikit penjelasan maksud tujuannya ke rumah sakit puri cinere, katanya dia bermaksud menjenguk anaknya yang kecelakaan dan sedang di rawat di puri ci nere, sementara dia sendiri berasal dari kota bogor.

Mendengar sedikit penjelasan dari si sopir tadi, akupun merasa tak tega kalo sampe tak membantunya, akupun manaiki mobi inova yang di kendarainya, si sopir memintaku untuk duduk di bangku depan dan rupanya si dopir sendirian di dalam mobilnya. setalh aku duduk mobil melaju perlahan meninggalkan pasar pondok labu.  mobil melaju sangat pelan, sambil menyetir si sopir kembali memberikan penjelasa maksud tujuannya, mungkin hanya sekedar meyakinku.

Mobil masih melaju dengan pelan, Kini si sopir berbasa basi dengan bertanya-tanya masalh identitas dan keterangan tentangku, seolah-olah sedang di introgasi.. akupun menjawab pertanyaan-pertanyannya walaupun ada beberap jawabn yang ngasal. hingga pada ahirnya jatuh pada pertanyaan yang sedikit membuatku agak hawatir, Mas suka Olah raga ya...? jawabkku kadang-kadang pak... si sopir melanjutkan pertanyaanya, olah raganya apa...? saat itu aku ngerasa ada yang aneh, mau jenguk anaknya yang kecelakaan tapi ko bawaannya tenang banget dan terkesan santai, itu terbukti dengan laju mobil yang bergerak kira-kira hanya 10KM/JAM. Futsal,,,,, oh pantesan kamu keliatan bugar, saut si sopir, selang berapa waktu si sopir memegang tanganku sambil berucap, pantesan tangannya kekar-kekar, perutnya juga ga buncit, tuh pahanya juga keras-keras, sambil megang pahaku. akupun lai mungerasa semakin ada yang aneh... sambil ku tepiskan tangan si sopir...

Tak lama kemudian perempatannya sudah hampir dekat, akupun menunjukan jalan selanjutnya ke arah kanan dan aku bermaksud meminta si sopir untuk berhenti dan menurunkanku, respon si sopir membuatku kaget, dia malah terus melajukan mobil inovanya, sambil membujukku untuk mengantarnya sampe rumah sakit, dan berjanji memberikanku imbalan. aku berusaha menolaknya, si sopir malah mengalihkan pembicaraan dan melanjutkan topik pembicaraanya masalah olah raga. saya udah jarang olah raga, makanya perut saya buncit, paha saya juga kendor-kendor coba aja mas pegang nih. ucapnya sambil menari tanganku ke arah pahanya. perasaanku semakin hawatir dan ketakutan, terlebih saat aku tau ternyata dipinggangnya terselip sepucuk pistol, entah jenis type apa. aku berusaha menarik tanganku dan menjauhkannya  dari si sopir, tapi  diapun tak henti-hentinya berusaha menarik-narik tanganku, suasana semakin mengangkan. aku memaksa si sopir untuk menghentikan mobilnya, tapi justru mobil melaju semakin kencang, aku mencoba meraih pintu mobil, berusaha untuk membukanya, tapi aku tak tau cara membuka pintunya,... aku hanya berusaha menjauhkan diri dari si sopir, sambil berusaha mencoba membuka pintu dan bermaksud untuk melompat.

otakku tak berjalan dengan normal, panik dan takut, di pikiranku hanya terbayang 3 opsi pertama, aku jadi korban kekerasan seksual. kedua, aku mati oleh pistol di pingganya. ketiga, aku harus segara bisa buka pintu dan loncat dari pintu. mobilnya masih melaju sudah melewati perempatan, saat itu sudah berada di kawasan perumahan TNI AL pangkalan jati, jalannya aga sedikit rusak dan bergelombang. sehingga laju mobil menjadi pelan. otakku memberi isyarat inilah waktu yang tepat utnuk melarikan diri, buka pintu dan langsung loncat. setelah berusaha mencari-cari cara untuk membuka pintu ahirnya kuncinya bisa terbuka dan dengan segera aku loncat keluar, untung saja pinggiran jalan di sekitar perumahan TNI AL pangkalan jati hampir semuanya terdapat taman dan rumput, sehingga pas jatuh dari atas mobil tidak terlalu sakit, hanya lecet di bagian sikut dan dengkul...

mengetahi aku telah berhasil meloloskan diri, si sopir berhenti dan menengokan kepalanya ke arahku, setelah mengetahui kondisiku baik-baik saja, di langsung mamacu kendaraanya dengan segera.

Semenjak malam itu, sering muncul kehawatiran jika pulang sendiri terlalu larut malam. Ini kisah nyata, pengalamanku, jangan sampe kawand-kawand mengalami hala yang sama. jadi waspadalah... wasapadalah... hehee

Wassalamualikum Wr. Wb.

Facebook Comments

0 comments